Eva Apriliyana Rizki
Bismillah dan
Alhamdulillah, mungkin dua kata itulah yang mampu menafsirkan apa yang ada
dalam realita hidup ku. Mustahil, seluruh makhluk di bumi tidak akan tersentuh
dengan dua kata ini. Kata “alhamdulillah” sebagai tanda syukur kita atas
karunia-Nya. Sebab bila tidak ada nikmat dari-Nya, tiada mungkin kita bisa
menghadirkan berjuta impian di dalam hidup kita. Ya, layaknya sebuah dongeng,
kita adalah putri atau pangeran yang memimpikan kisah yang berakhir bahagia.
Sedangkan bismillah adalah kalimat Allah yang kerap terucap saat kita hendak
menetas impian menjadi kenyataan.
Di usia 19 tahun, aku
semakin menyadari telah banyak warna-warna pelangi yang tergores di masa yang
silam. Meski mayoritas, warna yang hadir adalah hitam atau kelabu. Bila
mengingatnya, hati ku ingin menangis. Bagaimana tidak, bayangkan saja semasa
kecil seharusnya aku menjadi permata yang indah bagi kedua orang tua dan adik
ku. Nyatanya, aku malah kerap memberi luka bagi ketiga hati yang ku sayangi.
Itulah sebabnya aku menjadi pendiam sekaligus pemberontak. Maaf…ayah, ibu, dan
adik.
Namun, Allah dengan
“Rahman dan Rahim-Nya”, mengubah ku menjadi pribadi yang lebih baik dengan
berjalannya waktu. Impian-impian masa kecil sebelum kelam ku pun mulai beranjak
bangkit. Aku benar-benar bersyukur menemukan sahabat-sahabat yang baik juga
shaleh dan shalehah seiring perkembangan masa pubertas ku. Karena mereka lah,
pada akhirnya aku mulai memperdalam agama. Dimulai dari shalat Duha, shalat
malam, berbagi tentang dunia Islam, hingga satu kebiasaan yang selalu ku
lakukan sampai saat ini yaitu berwudhu sebelum memulai aktivitas.
Sungguh, jika Allah
berkenan mengabulkan impian ku. Aku akan memohon pada Allah agar berkenan
memberikan ku waktu yang lebih banyak untuk mendampingi mereka sampai tiba
masanya mereka bertemu kebahagiaan yang suci walau aku hanya mampu mengawasi
mereka dalam rentang yang jauh.
Lalu, aku juga terus
berharap dalam doa dan ikhtiar ku agar aku bisa mengubah keluarga kecil ku
menjadi keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang. Mengenai hal ini, aku
pernah mendengar pepatah yang mengatakan “keajaiban hanya akan terjadi pada
orang yang berusaha”. Ya, seandainya aku bisa mendapatkan keajaiban itu dari
Allah, keinginan terbesar ku hanya satu, menghadirkan keajaiban di
tengah-tengah keluarga yang ku cintai. Meski aku sendiri tak tahu kapan dan
bagaimana caranya tapi aku yakin mimpi itu akan benar-benar terjadi.
Semoga…amin.
Selanjutnya, berbicara
tentang impian lainnya yang ingin ku wujudkan di tahun 2012 adalah aku bisa
memberikan nilai IPK yang kian memuaskan dari tahun ke tahun selama studi ku di
Akademi Farmasi Samarinda. Oleh karena itu, aku berusaha giat untuk selalu
mengevaluasi materi-materi dengan baik. Tentunya, aku butuh semangat dan doa.
Tak lupa, aku juga berusaha membantu sebaik mungkin bagi teman-teman sejawat ku
yang kurang mengerti perihal ilmu yang kami pelajari. Saling berbagi dan
bertukar pikiran menjadi kunci untuk kita meraih apa yang diinginkan. Pada
akhirnya nanti, aku berharap bisa menyelesaikan studi ku dengan baik.
Satu lagi, aku ingin
bisa menjadi penulis yang hebat. Untuk mimpi ku yang satu ini, aku punya
kalimat penyemangat yang selalu ku rekam di otak ku. Beberapa untaian kata yang
menyiratkan sebuah keyakinan seseorang yang istimewa bahwa aku bisa menggapai
cita sebagai penulis. Meski impian
tersebut tak bisa terjadi hanya dengan mengejapkan mata sejenak saja.
Nah, impian-impian di
atas hanyalah beberapa saja yang ingin ku wujudkan dalam luasnya nikmat Allah
SWT. Aku tahu, jalan ku tidak akan mudah untuk bisa menjadikan sejuta impian
itu menjadi kenyataan. Aku harus melalui jalan yang berliku, perlu jatuh,
menangis, terluka dahulu lalu aku kembali bangkit menyusun kepingan-kepingan
impian supaya saat impian telah terjadi, aku menjadi pribadi yang terus ingat
untuk bersyukur kepada Allah SWT. Sebab, menurut ku percuma bila kita miliki
berjuta impian tapi kita lupa pada Dia yang memberikan impian. Jadi, setiap
impian mestilah harus disertai dengan keridhoan Allah SWT. Man jadda wajada,
siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Sepenggal kalimat inilah yang ku temukan dalam novel Negeri 5 Menara sebagai
bentuk motivasi lainnya dalam diri ku.
Oleh karena itu, aku
terus mencoba hadirkan semangat untuk impian-impian yang mulai berkembang saat
ini. Aku tak kan pernah menyesal untuk selalu gagal. Kegagalan-kegagalan yang
ada di hidup ku merupakan pijakan yang akan membawa ku kepada keberhasilan di
saat yang tepat. Aku ingin melahirkan lebih banyak pelangi di hidup ku.
Semangat…
(LOMBA ANNIDA-ONLINE “Saya Punya MIMPI SEJUTA DOLAR”)