Seperti nyala lilin yang dipermainkan sang angin
Penuh peluh membasahi tubuh rapuhnya
Terombang-ambing mengikuti irama angin tak beraturan
Lelah
Rasanya ingin redup saja
Pelan-pelan, ia menyatu dengan sensasi panas dari tubuhnya
Lenyap
Irama angin seketika terhenti
Didapatinya nyala lilin telah pergi
Angin memekik
Meraung-raung tak karuan
Sedang nyala lilin menemukan damainya di seberang sana tanpa sang angin yang mengindahkan keberadaannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar